PEMERIKSAAN SITOPATOLOGI DAN HISTOPATOLOGI
PEMERIKSAAN SITOPATOLOGI DAN
HISTOPATOLOGI
A. Pengertian Patologi Anatomi
Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan
dengan diagnosis penyakit berdasarkan paada pemeriksaan
makroskopik,mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di berbagai
negeri,dokter yang berpraktik patologi dilatih dalam patologi anatomi dan
patologi klinik,diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan
tubuh. Patologi Anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang
berguna secara klinis melalui pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis pada
jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk
memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada sekeliling sel. Kini,
Patologi Anatomi mulai menggunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi
klinis tambahan dari spesimen yang sama. Secara garis besar ada 2 macam
pemeriksaan dasar yang dilakukan yaitu pemeriksaan Histopatologi dan
Sitopatologi. Pemeriksaan Histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh
manusia, dimana jaringan dilakukan pemeriksaan dan pemotongan makroskopis,
diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian dilakukan
pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan
Sitopatologi adalah pemeriksaan cairan tubuh manusia yang kemudian diproses,
yaitu dilakukan fiksasi dan pemberian pigmen kemudian dilakukan pembacaan
dengan mikroskop. Perbedaan utama antara pemeriksaan Histopatologi dan
Sitopatologi adalah dimana pemeriksaan Histopatologi akan tampak struktur jaringan,
sedangkan pada pemeriksaan Sitopatologi hanya tampak gambaran sel-selnya tanpa
terlihat struktur jaringannya.
PEMERIKSAAN SITOLOGI
Sitologi merupakan salah satu bidang yang
berkaitan dengan ilmu yang mempelajari tentang morfologi sel-sel secara individual
atau sel yang berasal dari fragmen jaringan yang diamati secara mikroskopis.
Sedangkan sitopatologi merupakan cabang sitologi yang khusus mempelajari
tentang kelainan morfologi akibat jejas atau faktor lainnya. Benar atau
tidaknya suatu diagnosis tergantung dari kualitas hasil sediaan sitologik yang
dihasilkan. Sedangkan untuk menghasilkan sediaan sitologik yang baik maka
kualitas persiapan materi untuk dijadikan sediaan wajib diketahui dengan benar.
Pemeriksaan Sitopatologi adalah pemeriksaan
cairan tubuh manusia yang kemudian diproses, yaitu dilakukan fiksasi dan
pemberian pigmen kemudian dilakukan pembacaan dengan mikroskop. Perbedaan utama
antara pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi adalah dimana pemeriksaan
Histopatologi akan tampak struktur jaringan, sedangkan pada pemeriksaan
Sitopatologi hanya tampak gambaran sel-selnya tanpa terlihat struktur
jaringannya.
Sitopatologi umumnya digunakan sebagai alat
skrining untuk mencari penyakit dan memutuskan apakah perlu dilakukan tes
lanjutan. Contoh umum dari sitopatologi adalah pap smear, sputum, dan gastric
washing. Sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah") adalah ilmu
yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup
sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam
sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi
sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada
skala mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik
organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di
dalam organisme multisel seperti manusia.
Pemeriksaan sitopatologi terbagi dalam 3 pemeriksaan, yaitu :
a.
Pap Smear
b.
Fine Needle Aspiration – Biopsy
(FNA-B) / Aspirasi Jarum Halus (AJH)
c.
Core Biopsy
Pada sediaan sitopatologi, sampel dilakukan dua jenis cara fiksasi, yaitu :
a.
Fiksasi Basah
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar, sediaan dimasukkan segera kedalam alkohol 95%. Setelah difiksasi selama 30 menit, sediaan dapat diangkat dan dikeringkan serta dikirim dalam keadaan kering terfiksasi atau dapat pula dikirim dalam keadaan terendam cairan fiksassi di dalam botol.
b.
Fiksasi Kering
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar, semprot segera dengan hair spray pada objeck glass yang mengandung secret tersebut, dengan jarak kurang lebih 10 – 15 cm dari objeck glass, sebanyak 2 – 3x semprotan. Kemudian sediaan dikeringkan di udara terbuka selama 5 – 10 menit. Setelah kering, sediaan siap dikirim ke laboratorium sitologi.
PEMERIKSAAN HISTOLOGI
Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur
jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang
dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga
disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Teknik pemeriksaa nhistopatologi berguna untuk mendeteksi adanya
komponen pathogen yang bersifat infektif melalui pengamatan secara
mikroanatomi. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis
penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah
melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang di duga terganggu. Oleh karena
itu, dengan proses diagnosis yang benar akan dapat ditentukan jenis penyakitnya
sehingga dapat dipilih tindakan perventif dan kuratif.
Pemeriksaan histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan terhadap perubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopaltologi dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti dalam penentuan kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan setelah kematian terjadi. Pemeriksaan histopatologi bertujuan untuk memeriksa penyakit berdasarkan pada reaksi perubahan jaringan. Pemeriksaan ini hendaknya disertai dengan pengetahuan tentang gambaran histologi normal jaringan sehingga dapat dilakukan perbandingan antara kondisi jaringan normal terhadap jaringan sampel (abnormal). Dengan membandingkan kondisi jaringan tersebut maka dapat diketahui apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar menyerang atau tidak.
Perlengkapan yang digunakan dalam teknik histopatologi :
ü Alas
dari bahan kayu / plastic untuk memotong jaringan
ü Scalpel
untuk memotong jaringan menjadi ukuran yang lebih kecil.
ü Pensil
dan kertas untuk memberi tanda/kode jaringan
ü Cassate berukuran
kurang lebih 3 x 4 x 1 cm untuk menaruh
jaringan setelah di potong kecil-kecil
ü Tabung
gelas berukuran 500-1000 cc sebanyak kurang lebih 10 buah untuk proses
dehidrasi, clearing dan bloking dengan parafin
ü Microtom
untuk memotong jaringan setebal 4-7
ü Waterbath
untuk mengambangkan hasil potongan jaringan yang di taruh di objek glass
ü Mesin
pemanas (Incubator temp 56 C – 60 C)
untuk mencairkan parafin selama proses blocking
ü Kulkas
untuk menyimpan bahan kimia dan hasil blocking
ü Gelas objek dan gelas penutup (cover)
Prosedur mendapatkan jaringan dalam histologi adalah sebagai berikut :
ü Jaringan
harus di duga tumor atau kelainan
ü Jaringan
harus sudah di fiksasi sebelum 6 jam setelah kemudian, bisa terjadi maserasi
ü Pemotongan
menggunakan pisau tajam biasanya ( 1,5 x 1 x 0,5 ) m3
ü Mendapatkan jaringan
ü Harus
segera di masukkan kedalam larutan fiksasi (Volume 40x) selama 1 malam
ü Tidak
boleh di cuci dengan air (terjadi perubahan tekanan osmotik)
ü Tidak
boleh di simpan dalam NaCl 0,9 %
ü Tidak
boleh di bekukan-pembentukan kristal es dalam
sitoplasma
ü Jaringan
berbentuk tulang harus didekalifikasi agar lunak dengan HCL 0,5 %
Fiksasi jaringan adalah proses melunakkan jaringan agar awet dan kondisinya sama seperti hidup. Dilakukan dengan merendam jaringan dilarutan fiksasi (volume minimal 20x lebih besar dari jaringan) selama 24 jam.
Fiksasi jaringan dilakukan dengan menggunakan formalin 10 %, manfaat fiksasi :
ü Sel
dan jaringan keadaannya seperti hidup
ü Membunuh bakteri
ü Mematikan
sel secara serentak
ü Mengeraskan jaringan
ü Melindungi
sel dari proses selanjutnya
ü Mempermudah pengecatan
ü Melindungi
sel atau jaringan dari autolysis atau putrefaction.
Tahap-tahap dalam pemeriksaan pemeriksaan histopatologi adalah sebagao berikut :
a.
Administrasi
Administrasi merupakan bagian penting dalam pemeriksaan pada laboratorium patologi anatomi, karena pada Administrasi setiap sampel yang datang akan di berikan nomor urut sampel, dan apabila ada kekeliruan dalam pemberian nomor sampel maka akan berakibat fatal,. Oleh karena itu komunikasi anatara pasien/pembawa sampel dengan bagian Administrator harus terjalin dengan baik dan benar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat Administrasi :
ü Menococokkan data pasien serta sampel yang di bawa dengan surat pengantar dari dokter
ü Pemberian nomor urut sampel
ü Contoh : PA14106 untuk sampel dari RSUD Ulin Banjarmasin dan H1412009 untuk sampel rujukan dari rumah sakit lain
ü Pencactatan pada buku arsip laboratorium patologi anatomi
ü Pemberian
bukti pengembalian hasil, yang biasanya selesai dalam waktu 10 hari kedepan
ü Setelah
proses administrasi selesai, sampel dan blanko diserahkan kepetugas laboratorium
b. Persiapan sampel
- Cocokkan sampel dengan blanko
- Dicek apakah sampel sudah difiksasi dengan formalin atau buffer formalin 10 % pH netral
- Sampel di susun sesuai urutan nomor blanko
- Sampel siap dilakukan di proses selanjutnya
c.
Pemotongan sampel jaringan
- Sebelum dilakukan pemotongan, tanggal pemotongan di cantumkan
- Sampel dideskripsikan secara
mikroskopis sebelum dan sesudah pemotongan Contoh : Sampel mame
Sebelum pemotongan : sebuah jaringan mame dengan ukuran 15 cm x 12 cm x 3 cm, berkulit, berputing dan berlemak.
Sesudah pemotongan :
didapat 2 buah KGB (kelenjar getah bening) 1 massa tumor
- Potong sampel pada massa yang
dicurigai sesuai dengan kaset
- Diletakkan di dalam kaset dan kaset
diberi nomer sesuai blanko
- Sampel di masukkan kedalam wadah atau mesin autoprocessing
- Sisa sampel dimasukkan kewadah dan di beri tanggal pemotongan.
d.
Autoprocessing ( proses pematangan
jaringan )
- Masukkan sampel kedalam mesin autoprocessing dengan :
1)
Buffer formalin 10 % pH netral
selama 2 jam
2)
Buffer formalin 10 5 pH netral 1,5 jam
3)
Alkohol 70 % selama 1,5 jam
4)
Alkohol 80 % selama 1,5 jam
5)
Alkohol 96 % selama 1,5 jam
6)
Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
7)
Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
8)
Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
9)
Xylol selama 1,5 jam
10) Xylol
selama 1,5 jam
11) Parafin
selama 2 jam
12) Parafin selama 2 jam
e.
Embedding
Embedding adalah proses memasukkan jaringan kadalam parafin cair untuk di buat blok yang padat meliputi :
-
Impregnation : Proses penggantian
larutan toluen dengan larutan cair
-
Blocking : memasukkan jaringan kedalam parafin
cair-dipadatkan (menurunkan suhu parafin)-dicetak
-
Trimming : Meratakan atau merapikan jaringan yang telah di
block parafin dengan menggunakan pisau atau langsung dengan microtome, sehingga pada saat pemotongan
didapatkan potongan bentuk yang baik.
Tahap Embedding
-
Setelah autoprosessing selesai,
keset di keluarkan dan di masukkan kedalam mesin embedding dan di block
-
Sampel di keluarkan dari kaset
-
Diletakkan kedalam disc mol yang
berisi parafin, kemudian di tutup dengan kaset yang ada nomernya tadi
-
Didinginkan hingga membeku pada
mesin pendingin
-
Block parafin yang berisi sampel
dilepaskan dari disc mol
-
Sampel siap dilakukan proses selanjutnya.
f.
Proses pemotongan
-
Letakkan block parafin pada microtome
- Potong perlahan dengan ketebalan 2-5 mikron
- Diapungkan diatas air hangat di waterbath dengan suhu 40-60 derajat celsius
- Ditempelkan jaringan pada objek glass
- Objek glass diberi nomor sesuai dengan nomor yang ada di blok parafin dengan menggunakan pensil 2B atau menggunakan label dan ditulis dengan pensil 2B.
- Ditiriskan sebentar agar air dari jaringan
- Kemudian objek glass tersebut di letakkan diatas lempeng pemanas untuk melelehkan lilinnya
- Dan siap untuk proses selanjutnya
g. Pewarnaan
-
Letakkan slide pada rak pewarnaan
-
Diwarnai dengan pewarnaan sebagai berikut
1)
Xylol 10-20 celup selama 5 menit
2)
Xylol 10-20 celup selama 5 menit
3)
Xylol 10-20 celup selama 5 menit
4)
Etanol 20 celup
5)
Alcohol 96% 20 celup
6)
Alcohol 80% 20 celup
7)
Alcohol 70% 20 celup
8)
Bilas dengan air mengalir sampai bersih
9)
Ditiriskan sebentar di masukkan
kedalam harris hematoksilin 10-13 menit
10) Bilas
dengan air mengalir sampai bersih
11) Celupkan
dengan alcohol bertingkat 70% , 80% dan 96%
12) Celupkan
dengan eosin 1 celup
13) Alcohol
70 %
14) Alcohol 80%
15) Alcohol 96%
16) Xylol selama 10 detik
h. Finishing
- Sediaan dikeringkan dibagian bawah dan sisi-sisinya dilap dengan tisu
- Tetesi entelan (xylol dan ez-mounting)
- Tutup dengan deck glass
- Objek glass di beri nomor sesuai dengan nomor pada blanko pemeriksaan.
- Sampel siap diserahkan pada dokter PA untuk didiagnosa
i.
Administrasi
- Setelah sampel didiagnosa oleh dokter PA blanko dan hasil diserahkan ke bagian administrasi
- Hasil diketik oleh bagian administrasi
- Kemudian ditanda tangani oleh dokter PA
- Bagian administrasi menghubungi pasien
- Hasil diambil oleh pasien , sebelumnya nomor hasil dicocokkan dengan nomor dokumen.
- Hasil diserahkan pada pasien
3.
Potong Beku / Press Cuve (PC)
Potong beku ialah pemeriksaan patologi anatomi pada bagian histopatology yang mana sampel yang diperiksa dilakukan saat operasi berlangsung dan pasien dalam keadaan tidak sadar. Sampel yang dicurigai kanker dikirim dalam keadaan segar ke laboratorium PA atau tim dari teknisi PC yang berada diruang operasi dan biasanya dilakukan dalam 15-20 menit. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk ganas atau tidaknyamassa kanker sehingga dapat ditentukan tindakan operasi selanjutnya.
Cara kerja potong beku adalah sebagai berikut.
a. Sampel yang datang tanpa pengawet atau fiksasi , didata di administrasi diberi kode atau nama sampel
b. Dilakukan pemotongan oleh dokter PA
c.
Pada bagian yang dicurigai ganas
diambil dan dikenali , dibuat hapusan buat dokter PA dan Histopatology
d. Jaringan ditempelkan pada alat PC dan dibekukan kurang lebih 5 menit
e. Dipotong dalam alat PC dengan ketebalan 3-5 mikron
f. Dibuat slide dan dikeringkan dengan hair dryer atau hot plate
g. Dimasukkan dalam harris hematoksilin selama 4 menit
h. Bilas dengan air mengalir sampai bersih
i. Bilas dengan alcohol bertingkat 70%,80% dan 90% 10-20 celup
j. Dimasukkan dalam eosin 1 celup
k. Dibilas dengan alcohol bertingkat 50%, 70% , 80% dan 90% 10-20 celup
l. Dibersihkan dan dikeringkan bagian bawah dan sisi-sisinya
m. Diberi label dan entelan
n. Ditutup dengan deck glass
o. Diserahkan kedokter PA
p. Hasilnya ditelpon kedokter bedah
Catatan : waktu pewarnaan dengan harris hematoksilin waktunya pada PC lebih cepat dibandingkan dengan pewarnaan harris hematoksilin pada histoPA. Hal ini dikarenakan sampel yang digunakan pada PC masih segar tanpa pengawet atau fiksasi sehingga kandungan protein pada jaringan masih banyak maka zat warna mudah diserap oleh jaringan.
4.
Imunohistokimia
Imunohistokimia adalah suatu metode kombinasi dari anatomi, imunologi dan biokimia untuk mengidentifikasi komponen jaringan yang memiliki ciri tertentu dengan menggunakan interaksi antara antigen target dan antibodi spesifik yang diberi label. Imunohistokimia merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan.
Nama imunohistokimia diambil dari nama immune yang menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam proses ini ialah penggunaan antibodi dan histo menunjukkan jaringan secara mikroskopis. Dengan kata lain, imunohistokimia adalah metode untuk mendeteksi keberadaan antigen spesifik di dalam sel suatu jaringan dengan menggunakan prinsip pengikatan antara antibodi (Ab) dan antigen (Ag) pada jaringan hidup. Pemeriksaan ini membutuhkan jaringan dengan jumlah dan ketebalan yang bervariasi tergantung dari tujuan pemeriksaan.
Teknik imunohistokimia bermanfaat untuk identifikasi, lokalisasi, dan karakterisasi suatu antigen tertentu, serta menentukan diagnosis, therapi, dan prognosis kanker.Teknik ini diawali dengan pembuatan irisan jaringan (histologi) untuk diamati dibawah mikroskop. Interaksi antara antigen-antibodi adalah reaksi yang tidak kasap mata.Tempat pengikatan antara antibodi dengan protein spesifik diidentifikasi dengan marker yang biasanya dilekatkan pada antibodi dan bisa divisualisasi secara langsung atau dengan reaksi untuk mengidentifikasi marker.
Adapun beberapa marker yang berupa senyawa berwarna antara lain :
- Luminescence
- Zat berfluoresensi : fluorescein, umbelliferon, tetrametil rodhamin
- Logam berat : colloidal, microsphere, gold, silver, label radioaktif
- Enzim: HorseRadish Peroxidase(HRP) dan alkaline phosphatase
Tahapan pengerjaan Imunohistokimia adalah sebgai berikut.
a.
Pembuatan slide
1.
Slide coatod---- inkubasi
suhu kamar
2.
Parafinasi pada hot plate 56 – 60 ºC----- jam
b.
Pemulasan
1.
Deparafinisasi tujuannya berfungsi
melarutkan / melepaskan parafin yang
melekat pada preparat
·
Xylol selama 5 menit untuk
menghilangkan paraffin
·
Xylol selama 5 menit
·
Xylol selama 5 menit
2. Rehidrasi (alcohol absolute, 96%,80%, 70%) masing-masing selama 5 menit
3. Cuci air mengalir selama 5 menit (ER/PR---- tep6)*
4.
Blocking endogen peroksidae( dual
endogenus enzim block) selama 30 menit dengan H2O2 untuk mengikat sel-sel yang
tidak diperlukan, maka sel yang tidak terikat akan muncul.
5. Cuci dengan air mengalir selama 5 menit.
6. Pretreatment dengan TE (Working citrate untuk ER/PR pH 6)
7. Cook I, level 8 selama 5 menit (hampir mendidih)
8. Cook II, level 1 selama 5 menit
9. Dinginkan 45 menit / sampai benar-benar dingin
10. Cuci PBS pH 7,4 (tanpa tween 20) selama 3 kali 5 menit
11.
Blocking NHS (NHS pekat + PBS pH
7,4 RTU) selama 30 menit
12.
Antibody primer (Ab + Ab Diluent)
sesuai penol, selama 30 – 60 menit
13.
Cuci dalam PBS pH 7,4 (tanpa tween
20) 3x masing-masing 5 menit
14.
Envision (Ab sekunder +
Streptavidin/labelled Polymer-HRP) selama 30
m3nit
15.
Cuci dalam PBS pH 7,4 (tanpa tween
20) 3x maing-masing 5 menit
16. DAB En Vision ( DAB + substrate Buffer dan DAB Choomogen) selama 5-10 menit
17. Cuci dengan air mengalir/aquades selama 10 menit
18. Hematoxylin selama 1-2 menit (warna biru cukup) ER/PR warna di inti selama 15-20 detik
19. Cuci dengan air mengalir/ aquades selama 5 menit
20. Lithium
carbonat jenuh 5% dalam aquades
21.
Cuci dengan air mengalir, cek warna
biru slide dibawah mikroskop
22. Dehidrasi (alkohol 70%, 80%, 96%, Absolut, Absolut) masing- masing selama 5 menit
23. Clearing (Xylol I,II,III) masing-masing selama 5 menit
24. Mounting dengan menggunakan cover glass
Adapun pewarnaan lain yang dapat digunakan dalam pemeriksaan imonohistokimia, yaitu pewarnan brown staining.
Prosedur kerja :
a.
Administrasi
-
Mencocokkan data pasien serta ampel
yang dibawa dengan surat pengantar dari dokter.
-
Pemberian nomor urut sampel
-
Pencatatan pada buku arsip
laboraturium patologi anatomi
-
Pemberian bukti pengambilan hasil,
yang biasanya selesai dalam waktu 10 hari kedepan
-
Setelah proses administrasi selesai, sampel dan blanko diserahkan ke petugas laboraturium
b.
persiapan sampel
-
Cocokkan sampel dengan blanko
-
Dicek apakah sampel sudah difiksasi
dengan formalin atau buffer formalin 10% PH netral
-
Sampel disusun sesuai urutan nomor blanko
-
Sampel siap dilakukan diproses selanjutnya
c.
pemotongan sampel jaringan
-
Sebelum dilakukan pemotongan, tanggal pemotongan dicantumkan
- Sampel dideskripsikan secara makroskopis sebelum dan sesudah pemotongan
- Potong sampel pada massa yang dicurigai sesuai dengan kaset
- Diletakkan kedalam kaset, dan kaset diberi nomor sesuai blanko
- Sampel dimasukkan kedalam wadah / mesin autoprocessing
-
Sisa sampel dimasukkan kewadah dan diberi tanggal pemotongan
d.
Aotoprocessing (proses pematangan jaringan)
-
Masukkan sampel kedalam mesin
autoprocessing dengan :
1)
Buffer formalin 10% PH netral
selama 2 jam
2) Buffer formalin 10 % PH netral slama 1,5 jam
3) Alkohol 70% selama 1,5 jam
4) Alkohol 80% selama 1,5 jam
5)
Alkohol 96% selama 1,5 jam
6)
Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
7)
Alkohol absolite (Etanol) selama 1 jam
8)
alkohol absolute (Etanil) selama 1 jam
9)
Xylol selama 1,5 jam
10) Xylol
selama 1,5 jam
11) Parafin
selama 2 jam
12) Parafin
selama 2 jam
e.
Embedding
- Setelah autoprosessing selesai,kaset dikeluarkan dan dimasukkan ke mesin embedding dan dibuat blok
- Sampel dikeluarkan dari kaset
- Diletakkan kedalam disc mol yang berisi parafin, kemudian Ditutup dengan kaset yang ada nomornya tadi
- Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin
- Blok parafin yang berisi sampael dilepaskan dari disc mol
- Sampel siap dilakukan proses selanjutnya
f.
Pembuatan slide
-
Blok parafin dipotong 2-5 mikron
- Diapungkan di airwaterbath dengan suhu 40-60
- Diambil atau ditempelkan pada objek glass lapis polycin (perekat jaringan ke slide)
-
Ditiriskan selama 1 malam
g.
Pewarnaan
-
Diletakkan slide pada rak pewarnaan
-
Diwarnai dengan pewarnaan sebagai berikut
1.
Xylol 10-20 celup atau 5 menit
2.
Xylol 10-20 celup atau 5 menit
3.
Xylol 10-20 celup atau 5 menit
4. Etanol 20 celup
5. Alkohol bertingkat dari 96%, 80%, 70%, (20 celup)
6. Bilas dengan air mengalir sampai bersih
7. Ditiriskan sebentar, dimasukkan kedalam haris hematoksilin 10-13 menit
8.
Bilas dengan ai mengalir sampai
bersih
9.
Celupkan dalam alkohol bertingkat
70,80,96%
10. Celupkan
dalam eosin 1 celup
11. Alkohol bertingkat 70%, 80%, 96%, (10 – 20 celup)
12. Xylol selama 10 detik
h.
Finishing
- Sediaan dikeringkan, bagian bawah dan sisi-sisinya dilap dengan tissu
- Ditetesi entelan (xylol dan ez-mounting)
- Ditutup dengan deck glass
- Objek glass diberi nama sesuai dengan no sesuai dengan no pada blanko pemeriksaan
- Sampel siap diserahkan ke dokter PA untuk didiagnosa
i.
Administrasi
- Setelah sampel didiagnosa oleh dokter PA blanko dan hasil diserahkan ke bagian administrasi
- Hasil diketik oleh bagian administrasi
- Kemudian ditanda tangani oleh dokter PA
- Bagian administrasi menghubungi pasien
- Hasil diambil oleh pasien, sebelumnya nomor hasil dicocokkan dengan nomor dokumen
- Hasil diserahkan ke pasi.
Komentar
Posting Komentar